PENGARUH TRANSAKSI PEMBAYARAN NON-TUNAI TERHADAP UANG BEREDAR (M1) DI INDONESIA DENGAN SUKU BUNGA DAN GDP SEBAGAI VARIABEL KONTROL DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG PERIODE 2009 - 2020

SILABAN, ATMA ABARIDO (2021) PENGARUH TRANSAKSI PEMBAYARAN NON-TUNAI TERHADAP UANG BEREDAR (M1) DI INDONESIA DENGAN SUKU BUNGA DAN GDP SEBAGAI VARIABEL KONTROL DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG PERIODE 2009 - 2020. S2 thesis, STIE Indonesia Banking School.

[img] Text
13-THESIS ATMA S2- abtract-bab 1- refrence.docx

Download (131kB)
[img]
Preview
Text
13-THESIS ATMA S2- abtract-bab 1- refrence.pdf

Download (829kB) | Preview

Abstract

1. Pengaruh transaksi pembayaran non-tunai melalui kliring terhadap jumlah uang beredar di Indonesia positif dalam jangka panjang. Peningkatan jumlah transaksi melalui kliring diperkirakan bertambahnya transaksi transfer dana kredit maupun debet antar nasabah dengan menggunakan instrumen cek dan bilyet giro sehingga mengakibatkan bertambahnya uang giral. Namun pengaruh dari transaksi non-tunai melalui kliring dalam jangka pendeknya tidak signifikan, arah parameternya negatif. Peningkatan atau penurunan transaksi non-tunai melalui kliring akan menurunkan jumlah uang beredar dalam jangka pendek, penurunan jumlah yang beredar menyebabkan kebijakan moneter mangalami kontraksi sehingga suku bunga meningkat, peningkatan suku bunga menyebabkan transaksi tabungan yang mudah diubah ke transaksi giro atau deposito meningkat sehingga menyebabkan turn over transaksi kliring meningkat. Hubungan positif transaksi kliring dengan M1 dapat dijelaskan melalui mekanisme kebijakan moneter melalui suku bunga yang dapat mengubah M0 dan M1 serta akan mempengaruhi transaksi kliring. Dengan demikian peningkatan transaksi kliring akan menambah jumlah uang beredar (M1). 2. Pengaruh transaksi non-tunai melalui RTGS, dalam jangka panjang diketahui signifikan mempengaruhi besarnya jumlah uang beredar, dan arah parametermya positif baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Transaksi RTGS merupakan transaksi nominal besar seperti transaksi kredit yang dilakukan debitur, ekspor-impor dan lain-lain sehingga peningkatan transaksi RTGS akan meningkatkan jumlah uang beredar (M1). Masyarakat lebih menyukai transaksi non-tunai melalui RTGS karena lebih cepat dan penyelesaian transaksi ini dilakukan secara real time. Hubungan transaksi RTGS terhadap M1 dapat dijelaskan dengan mekanisme kebijakan moneter melalui suku bunga yang akan mengubah M0 dan M1 serta akan mempengaruhi transaksi RTGS. 3. Variabel transaksi non-tunai melalui kartu debet dan ATM dalam jangka panjang dan jangka pendek mempengaruhi jumlah uang beredar, arah parameternya positif, meskipun koefisiennya signifikan tapi arahnya berlawanan dengan teori. Meningkatnya kartu debet dan ATM menunjukkan perkembangan kartu debet+ATM tidak dapat menjadi substitusi pembayaran tunai. Semakin bertambah jumlah kartu debet dan kartu ATM disertai dengan senmakin bertambahnya fasiitas penggunaan kartu debet misalnya bertambahnya jumlah mesin Atm, POS terminal (Electronic Data Capture) dan semakin berlambahnya jumlah merchantmenunjukkan semakin mudahnya pembayaran menggunakan kartu debet dan ATM sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah uang yang dipegang masyarakat. Kehadiran ATM dan kartu debet sebagai alat pembayaran non-tunai menyebabkan adanya pergeseran fungsi tabungan dari jenis simpanan yang tidak dapat ditarik sewaktu-waktu menjadi simpanan giral. Hubungan transaksi kartu debet dan ATM terhadap M1 dapat dijelaskan dengan mekanisme kebijakan moneter melalui suku bunga yang akan mengubah M0 dan M1 serta akan mempengaruhi transaksi kartu debet dan ATM. 4. Transaksi non-tunai melalui kartu kredit terhadap jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap jumlah uang beredar di Indonesia dalam jangka panjang arahnya positif dan signifikan. Arah parametemya tidak sesuai dengan teori. Dalam hal ini, kartu kredit tidak berfungsi sebagai pengganti (substitusi) bagi uang kartal dalam melakukan pembayaran, tetapi lebih digunakan sebagai media untuk memperoleh kredit. Kartu kredit lebih banyak digunakan sebagai instrumen kredit (means credit) dibandingkan dengan instrumen pembayaran (means payment). Transaksi non-tunai melalui kartu kredit memiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah uang beredar (M1) dalam jangka pendek. Peningkatan atau berkurangnya penggunaan kartu kredit akan menambah atau menurunkan jumlah uang beredar (M1). Hubungan negatif ini diperkirakan dalam jangka pendek kartu kredit masih dapat menggantikan alat pembayaran tunai dan dalam jangka pendek masyarakat belum banyak yang menggunakan kartu kredit sebagai alat untuk memperoleh kredit. Selain itu, dalam jangka pendek pengguna kartu kredit langsung membayar tagihannya pada saat jatuh tempo sehingga tidak menimbulkan kredit. Hubungan transaksi kartu kredit terhadap M1 dapat dijelaskan dengan mekanisme kebijakan moneter melalui suku bunga yang akan mengubah M0 dan M1 scrta akan mempengaruhi transaksi kartu kredit. 5. Sementara itu tingkat suku bunga di Indonesia berpengaruh secara negatif terhadap jumlah uang beredar dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Suku bunga yang tinggi menyebabkan jumlah uang beredar berkurang karena masyarakat cenderung menanamkan dananya di bank dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan sebaliknya suku bunga yang rendah menyebabkan jumlah uang beredar (M1) meningkat karena masyarakat cenderung lebih menyukai memegang uang dalam bentuk cash atau menginvestasikan dananya dalam bentuk aktiva tetap. 6. Dalam jangka panjang pengaruh GDP terhadap permintaan uang riil di Indonesia arahnya positif dan signifikan, peningkatan GDP menunjukkan bertambahnya kesejahteraan masyarakat sehingga permintaan uang akan meningkat, namun scbaliknya apabila GDP menurun maka permintaan uang akan berkurang pula. Dalam jangka pendek pengaruh antara GDP dan jumlah uang beredar tidak signifikan. Peningkatan GDP tidak selalu menyebabkan peningkatan jumlah uang beredar, kondisi ini dimungkinkan karena pergerakan GDP dalam jangka pendek cenderung belum stabil. 8. Hubungan transaksi non-tunai terhadap jumlah uang beredar (M1) memiliki nilai koefisien ECT sebesar -0.73 menunjukkan bahwa 73 persen dari disequilibrium periode sebelumnya terkoreksi pada periode sekarang.

Item Type: Thesis (S2)
Uncontrolled Keywords: TRANSAKSI PEMBAYARAN NON-TUNAI, UANG BEREDAR (M1), SUKU BUNGA, GDP
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory
H Social Sciences > HG Finance
Divisions: Library of Congress Subject Areas > Prodi S2 Magister Manajemen
Prodi S2 Magister Manajemen
Depositing User: Sparta Sparta
Date Deposited: 11 Sep 2022 13:31
Last Modified: 21 Sep 2022 06:52
URI: http://repository.ibs.ac.id/id/eprint/5324

Actions (login required)

View Item View Item